expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

SAMBUTAN DAN PEDOMAN MENDIKBUD HARDIKNAS 2018


PIDATO MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI

Peringatan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2018

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Salam sejahtera dan bahagia bagi kita semua.
Oom swastiastu
Namo Buddhaya

Berkenaan  dengan  Peringatan  Hari  Pendidikan  Nasional  2018,  marilah  kita bersyukur kepada Tuhan Allah Yang Mahakuasa. Sebagaimana kita ketahui, tanggal 2 Mei telah ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional. Tanggal tersebut bertepatan dengan  tanggal  kelahiran  Raden  Mas  Soewardi  Soerjaningrat,  seorang  tokoh pendidikan  Indonesia,  yang  kemudian  lebih  dikenal  dengan  nama  Ki  Hadjar Dewantara. 

Dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional tahun 2018 ini kita mengambil tema  “Menguatkan  Pendidikan,  Memajukan  Kebudayaan”.  Sesuai  dengan  tema tersebut,  marilah  kita  jadikan  peringatan  kali  ini  sebagai  momentum  untuk merenungkan  hubungan  erat  antara  pendidikan  dan  kebudayaan  sebagaimana tecermin  dalam  ajaran,  pemikiran,  dan  praktik  pendidikan  yang  dilakukan  oleh  Ki Hadjar Dewantara. 

Peringatan Hari Pendidikan Nasional kali ini juga kita jadikan momentum untuk melakukan  muhasabah, mesu budi,  atau  refleksi  terhadap usaha-usaha yang telah kita perjuangkan di bidang pendidikan. Dalam waktu  yang  bersamaan kita menerawangke depan atau membuat proyeksi tentang pendidikan nasional yang kita cita-citakan. Pada Hari Pendidikan Nasional 2018  ini  kita perlu merenung sejenak untuk menengok ke  belakang,  melihat  apa  yang  telah  kita  kerjakan  di  bidang  pendidikan,  untuk kemudian  bergegas  melangkah  ke  depan  guna  menggapai  cita-cita  masa  depan pendidikan nasional yang didambakan.

Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003,  BAB I,  Pasal 1  ayat  2,  disebutkan  bahwa  pendidikan  nasional  kita  adalah  pendidikan  yang berdasarkan  Pancasila  dan  Undang-Undang  Dasar  1945,  sedangkan  kebudayaan nasional merupakan akar pendidikan nasional. Di sinilah terjadinya  titik temu antara pendidikan  dan  kebudayaan.  Jika  kebudayaan  nasional  kita  menghunjam  kuat  di dalam tanah  tumpah  darah  Indonesia, akan subur dan  kukuh  pulalah bangunan 2pendidikan nasional Indonesia. Di samping  itu,  disahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan akan mempertegas posisi kebudayaan nasional sebagai ruh, pemberi hidup,  dan penyangga bangunan pendidikan nasional kita. Oleh sebab itu,  kebudayaan yang maju adalah prasyarat yang harus dipenuhi jika ingin pendidikan nasional tumbuh subur, kukuh, dan menjulang. 

Para insan pendidikan dan kebudayaan yang berbahagia

Atas  dasar  pikiran  di  atas,  pada  Hari  Pendidikan  Nasional  2018  ini  kita berkomitmen  untuk  terus  berikhtiar  membangun  pendidikan.  Pendidikan  yang dihidupi dan disinari oleh kebudayaan nasional. Kita yakin bahwa kebudayaan yang maju akan membuat pendidikan kita kuat. Begitu pula sebaliknya,  jika  pendidikan kita subur  dan  rindang,  akar  kebudayaan  akan  lebih  menghunjam  kian  dalam  di  tanah tumpah darah Indonesia. Oleh karena itulah, pada Hari Pendidikan Nasional 2018 inimari  kita  satukan  tekad  untuk  “Menguatkan  Pendidikan  dan  Memajukan Kebudayaan”  dengan disertai niat yang ikhlas serta usaha yang keras tak kenal lelah dalam mengabdi di dunia pendidikan. 

Para insan pendidikan dan kebudayaan yang mulia,

Kita menyadari bahwa kondisi ideal pendidikan dan kebudayaan nasional yang kita cita-citakan  masih jauh dari jangkauan. Kita terus berusaha keras memperluas akses  pendidikan  yang  berkualitas,  terus-menerus  mengalibrasi  praktik  pendidikan agar memiliki presisi atau ketelitian yang tinggi, sesuai dengan tuntutan masyarakat, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan pembangunan. 

Di  sisi  yang  lain  kita  berusaha  menunjukkan  kepada  dunia  bahwa  Indonesia adalah negara yang kaya raya dalam hal budaya. Sebagaimana diakui oleh salah satuAsisten  Direktur  Jenderal  UNESCO,  yaitu  Fransesco  Bandarin,  yang  mengatakanbahwa  Indonesia  sebagai  negara  adidaya  (super  power)  kebudayaan.  Kita  terus menggali  kekayaan budaya Indonesia, melestarikan,  dan mengembangkannya demi terwujudnya  Indonesia  yang  benar-benar  adikuasa  di  bidang  kebudayaan.  Itulah sebabnya,  Undang-Undang  Nomor  5  Tahun  2017  tentang  Pemajuan  Kebudayaan mengamanatkan  bahwa  pemajuan  kebudayaan  memerlukan  langkah  strategis berupa  upaya-upaya  pelindungan,  pengembangan,  pemanfaatan,  dan  pembinaan guna  mewujudkan  masyarakat  Indonesia  yang  berdaulat  secara  politik,  berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. 

Cita-cita  pendidikan  dan  kebudayaan  nasional  hanya  bisa  terwujud  jika  kita bekerja keras dan berdaya jelajah luas. Hanya dengan cara  itu,  kerja pendidikan dan kebudayaan dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia. 

Insan pendidikan dan kebudayaan yang mulia,

Apresiasi publik terhadap keberhasilan pemerintah yang gencar membangun infrastruktur harus disertai dengan pembangunan sumber  daya manusia secara lebih sungguh-sungguh  dan  terencana.  Sebagaimana  kita  ketahui,  dalam  tiga  tahun terakhir  pemerintah  telah  membangun  dan  memperkuat  infrastruktur  di  hampir 3semua  penjuru  tanah  air.  Walaupun  belum  sepenuhnya  selesai,  manfaatnya  sudah dapat  dinikmati,  di  antaranya  semakin  mempermudah  kerja  pendidikan  dalam memperluas akses, walaupun pada saat yang sama memaksa kerja pendidikan harus sigap merespons  secara positif terhadap perubahan tata nilai,  sebagai dampak dari perkembangan  infrastruktur  tersebut.  Pendidikan  juga  harus  menyiapkan  tenagatechnocraft,  tenaga terampil dan  kreatif,   yang memiliki daya adaptasi tinggi terhadap perubahan  dunia  kerja  yang  kian  cepat  dan  memiliki  kemampuan  berpresisi  tinggi untuk mengisi teknostruktur sesuai dengan kebutuhan. 

Pemerintah telah  bekerja tak kenal lelah,  serta membangun dan memperkuat 
inftrastruktur yang dapat menjadi sabuk pengikat pendidikan dan kebudayaan dalam ikatan  keindonesiaan,  di  antaranya  betapa  pesat  perkembangan  sarana-prasarana transportasi yang telah dirasakan  manfaatnya secara luas oleh masyarakat. Jalan-jalan baru yang layak dan memadai telah mampu  membuka akses wilayah Indonesia yang terpencil,  tertinggal,  dan  terdepan  sehingga  terbebas  dari  isolasi  dan  saling terhubung. Demikian juga bendungan-bendungan baru yang dibangun dengan cepat dapat  mengairi  tanah  pertanian  dan  menjadi  sumber  pembangkit  listrik  yang menjadikan  desa-desa  dan  wilayah-wilayah  lainnya  hidup  dengan  penuh  aktivitas pendidikan dan kebudayaan. 

Meskipun  terbatas,  sesuai  skala  prioritas,  bangunan-bangunan  baru  sekolah juga didirikan  di wilayah pedalaman dan  perbatasan. Tak heran jika  akhirnya  anakanak  di  pedalaman  mulai merasakan  nikmat  belajar  di  sekolah  yang  memadai  dan menyenangkan. Begitu pula saudara-saudara kita di perbatasan kini bisa dengan tegap menunjukkan tapal batas negara yang tidak hanya ditandai patok beton, besi,  atau kayu  ala  kadarnya,  tetapi  bangunan  indah  dan  memadai  yang  menjadikan  mereka lebih  bangga. Meskipun demikian, harus diakui dengan jujur bahwa hamparan  yang luas luar biasa  dari wilayah Indonesia menyebabkan belum semua wilayah tersentuh pembangunan  insfrastruktur  yang  bisa  menjadi  sabuk  pendidikan  dan  kebudayaan dalam  ikatan  keindonesiaan.  Oleh  karena  itu,  pada  tahun-tahun  mendatang pemerintah  akan  memberikan  prioritas  pembangunan  infrastruktur  pada  daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) agar wilayah-wilayah tersebut terintegrasi dan terkoneksi ke dalam layanan pendidikan dan kebudayaan. 

Para insan pendidikan dan kebudayaan yang tengah berbahagia,

Bersamaan  dengan  pembangunan  infrastuktur  pendidikan  dan  kebudayaan, dilakukan  juga  penguatan  sumber  daya  manusia  (SDM)  agar  menjadi  modal  yangandal dan siap menghadapi perubahan zaman yang melaju kencang, kompleks, tak terduga, dan multiarah.  Oleh karena itu, mulai tahun ini  Presiden Joko Widodo dan Wakil  Presiden  Jusuf  Kalla  mencanangkan  prioritas  pembangunan  pada  penguatan SDM. Di sinilah peran dan tanggung jawab pendidikan dan kebudayaan akan semakin besar. 

Dalam penguatan SDM tersebut terbentang tantangan internal dan eksternal sekaligus. Tantangan internal tampak pada gejala tergerusnya ketajaman akal budi dan kekukuhan  mentalitas  kita.  Misalnya,  belakangan  ini  kita  melihat  melemahnya mentalitas  anak-anak  kita  akibat  terpapar  dan  terdampak  oleh  maraknya  simpul informasi  dari media sosial. Untuk menjawab tantangan ini, sejak  awal  Kementerian Pendidikan  dan  Kebudayaan  telah  meneguhkan  pentingnya  penguatan  pendidikan karakter  dan  literasi,  selain  ikhtiar  mencerdaskan  bangsa.  Hal  itu  sejalan  dengan revolusi  karakter  bangsa  sebagai  bagian  dari  pengejawantahan  program  Nawacita Presiden dan Wakil Presiden. 

Ikhtiar  itu makin  kuat menyusul ditetapkannya Peraturan Presiden  Nomor 87 Tahun  2017  tentang  Penguatan  Pendidikan  Karakter  (PPK),  yang  mengamanahkan gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olahraga  dengan  pelibatan  dan  kerja  sama  antara  satuan  pendidikan,  keluarga,  dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). 

Insan pendidikan dan kebudayaan yang mulia, 

Kita patut bersyukur karena ternyata  antusiasme masyarakat terhadap gerakan PPK  ini  luar  biasa.  Tak  terhitung  jumlahnya  praktik-praktik baik  PPK  dibagikan  oleh masyarakat secara sukarela. Mereka menyadari  bahwa  penguatan karakter dan literasi warga negara merupakan bagian penting yang menjadi ruh dalam kinerja pendidikan dan kebudayaan,  yang memerlukan pelibatan semua komponen bangsa  sebagaimana Ki Hajar Dewantara menempatkan hal ini dalam tripusat pendidikan, yaitu sekolah, rumah,  dan  masyarakat.  Salah  satu  bentuk  penguatan  tripusat  pendidikan  adalah pelibatan  keluarga  dalam  mendukung  sukses  pendidikan  anak  dan  penguatan karakter. 

Guru,  orang  tua,  dan  masyarakat  harus  menjadi  sumber  kekuatan  untuk memperbaiki  kinerja  dunia  pendidikan  dan  kebudayaan  dalam menumbuhkembangkan  karakter  dan  literasi  anak-anak  Indonesia.  Tripusat pendidikan itu harus secara simultan menjadi lahan subur tempat persemaian nilainilai religius, kejujuran, kerja keras, gotong-royong, dan seterusnya bagi para penerus kedaulatan dan kemajuan bangsa. 

Pada saat yang  bersamaan,  tantangan eksternal muncul dari perubahan dunia yang sangat cepat dan kompetitif. Hadirnya Revolusi Industri 4.0  yang bertumpu pada cyber-physical  system  telah  mengubah  peri  kehidupan  kita.  Artificial  intelligence, internet of  things, 3D  printing, robot, dan mesin-mesin cerdas secara besar-besaran menggantikan tenaga kerja manusia. Kecepatan dan ketepatan menjadi kunci dalam menghadapi  gelombang  perubahan  tersebut,  juga  kemampuan kita  dalam beradaptasi dan  bertindak  gesit.  Oleh karena itu,  mau  tidak mau  dunia pendidikan dan  kebudayaan pun harus terus-menerus menyesuaikan dengan dinamika tersebut. Cara lama tak mungkin lagi diterapkan untuk menanggapi tantangan eksternal. Caracara yang baru perlu diciptakan dan dimanfaatkan.  

Reformasi sekolah, peningkatan kapasitas,  dan profesionalisme guru, kurikulum yang  hidup  dan  dinamis,  sarana  dan  prasarana  yang  andal,  serta  teknologi pembelajaran yang mutakhir, menjadi keniscayaan pendidikan kita. Oleh karena  itu, secara  tulus  ingin  saya  katakan  bahwa  tidak  bisa  tidak,  pendidikan  harus  menjadiurusan  semua  pihak.  Semua  pihak  harus  bergandeng  tangan,  bahu-membahu, bersinergi  memikul  tanggung  jawab  bersama  dalam  menguatkan  pendidikan.  Kita optimistis  bahwa  Indonesia  memiliki  semua  hal  yang  dibutuhkan  untuk  menjadi bangsa besar dan maju, asal kita bersatu padu mewujudkannya. 

Selain jalur  pendidikan formal yang telah berhasil mendidik lebih dari 40 Juta anak,  pendidikan  nonformal  telah  banyak  memberikan  andil  dalam  mencerdaskan bangsa. Pendidikan harus dilakukan secara seimbang oleh tiga  jalur, baik jalur formal, nonformal,  maupun  informal.  Ketiganya  diposisikan  setara  dan  saling  melengkapi. Masyarakat  diberi  kebebasan  untuk  memilih  jalur  pendidikan.  Oleh  karena  itu, pemerintah  memberikan  perhatian  besar  dalam  meningkatkan  ketiga  jalur pendidikan tersebut. 


Para insan pendidikan dan kebudayaan yang senantiasa penuh syukur, 

Selamat Hari Pendidikan Nasional.  Teruslah ikhlas dan tulus berkontribusi tak kenal  henti  bagi  usaha  menguatkan  pendidikan  Indonesia  serta  memajukan kebudayaan  Indonesia.  Semoga  kita  semua  dapat  menyaksikan  Indonesia  sebagai bangsa adidaya budaya dengan pendidikan yang kuat.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
                                                        Jakarta, 2 Mei 2018
                                      Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,






                                                       Muhadjir Effendi





buat rekan-rekan yang membutuhkan SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI Peringatan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2018 dapat didownload pada link dibawah ini. selamat hari pendidikan nasional. amin



Sumber:https://www.kemdikbud.go.id/main/files/download/93ec998f4d44d47

No comments:

Post a Comment